Vol 10 No 1 (2022): June
Constitutional Law

The Business Permits in Gampong Beurawe Aceh: The Existence of the Current Aceh Qanun
Izin Usaha di Gampong Beurawe Aceh: Eksistensi Qanun Aceh saat ini

Citraresmi Widoretno Putri
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia *

(*) Corresponding Author


Picture in here are illustration from public domain image or provided by the author, as part of their works
Published June 30, 2022
Keywords
  • Qanun,
  • Beurawe Village,
  • Endeavor
How to Cite
Widoretno Putri, C. (2022). The Business Permits in Gampong Beurawe Aceh: The Existence of the Current Aceh Qanun. Rechtsidee, 10(1), 10.21070/jihr.v10i0.772. https://doi.org/10.21070/jihr.v10i0.772
 

Abstract

The purpose of this study is to examine the existence of Qanun related to the issuance of business licenses regarding government entertainment and games in Gampong Regulations. in Gampong Beurawe in the city of Banda Aceh related to Islamic principles. The research method is normative law by using a statutory-regulatory approach and a comparative approach. It was found that the Province of Nanggroe Aceh Darussalam with Islamic law was able to change a concept of behavioral power that had grown self-awareness through religious norms into a concept of behavioral power that could be imposed from outside humans with legal norms in the form of Qanun which were equivalent to Regional Regulations. This gave birth to Gampong Beurawe as Gampong Syariah. Law Number 11 of 2020 to Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 6 of 2021 is one of the supervisory systems from the center for regions related to the issuance of business permits in the Regions electronically. The existence of government regulations makes it easier to control business licensing that is not in accordance with the concept of Islamic law and practices related to other licensing.

Downloads

Download data is not yet available.

Metrics

Metrics Loading ...

References

  1. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 91 / PUU – XVII / 2020
  2. Joko Widodo, “ Pemerintah Hormati Putusan MK Terkait UU Cipta Kerja”, https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/pemerintah-hormati-putusan-mk-terkait-uu-cipta-kerja/. [Accesed 11 Desember 2021. jam 22.28]
  3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 dalam Ketentuan Umum dijelaskan tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Di Daerah
  4. Agus Sahbani, “MK Putuskan 11 Pengujian UU Cipta Kerja Lain Kehilangan Objek”, https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt61a12cc294ca7/mk-putuskan-11-pengujian-uu-cipta-lain-kehilangan-objek?page=2. [Accesed 11 Desember 2021, Pkl 21.59]
  5. Qanun Kota Banda Aceh nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dan dituangkan di dalam Website KPPTSP Kota Banda Aceh
  6. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kehidupan Adat dan Adat Istiadat
  7. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Reusam Gampong
  8. Elia Saputri dan Cut Maya Aprita Sari, “ Penerapan Good Governance Dalam Penyelenggaraan gampong Syariah Di Gampong Beurawe Dan Gampong Lambaro Skep Kota Banda Aceh”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 4. Nomor 2 (2019): 1-12 Juni 2019, www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
  9. Mizaj Iskandar, “The Enforcement Of Gampong In Theqanun Of Aceh And Its Relativeposition In The Indonesian Constitution”, Jurnal Hukum dan Peradilan – ISSN: 2303-3274 (p), 2528-1100 (e) Vol. 8, no. 2 (July), pp. 255-274, doi: 10.25216/JHP.8.2.2019.255-274
  10. Mahmuddin, “Qanun Dan Arah Penguatan Kelembagaan Gampong”, https://journal.ar-raniry.ac.id/index.php/jai/ article/view/ 531/326
  11. Johnny Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif (Malang : Boymedia Publishing 2006) 303
  12. Sunaryati Hartono, “Kapita Selekta Perbandingan Hukum”, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1991) : 1-2
  13. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Aceh Dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara
  14. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh
  15. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
  16. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
  17. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan
  18. Qanun Kota Banda Aceh nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dan dituangkan di dalam Website KPPTSP Kota Banda Aceh
  19. Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kehidupan Adat dan Adat Istiadat
  20. Qanun Kota Banda Aceh Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Reusam Gampong
  21. Soehino, “Perkembangan Pemerintahan di daerah”, (Yogya : Liberty, 1995) : 147
  22. Irawan Soejito, Hubungan Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah (Jakarta : Rineka Cipta, 1990) : 201. LihatBagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah (Yogyakarta : PSH Fakultas Hukum UII 2004), Cetakan III : 39-40.
  23. Reusam Gampong Beurawe Nomor 4 Tahun 2014
  24. Qanun Nomor 3 Tahun 2010 tentang Penghapusan Kelurahan Dan Pembentukan Gampong
  25. Bagir Manan, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945 (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994) : 181
  26. Ni’matul Huda, “Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah Perkembangan Dan Problematika” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. II. hal 54